Picture
Anjing memang merupakan salah satu binatang yang bisa dibilang cukup dekat dengan manusia. Ia jinak, patuh dan setia sekali. Mengenai hal ini bahkan sudah banyak kisah-kisah yang menceritakan kesetiaan anjing pada majikannya. Namun apakah kedekatan antara anjing dan manusia hanya sebatas karena hewan tersebut setia dan jinak? Ternyata tidak. Anjing masih memiliki kemampuan lain yang dapat diandalkan manusia. Salah satunya berkaitan dengan indera penciumannya yang sangat tajam.

Karena kemampuannya tersebut, anjing kemudian banyak dimanfaatkan sebagai penjaga rumah, pemburu, pendeteksi bom dan senjata tajam. Bahkan baru-baru ini, anjing dilatih untuk dapat mendeteksi kadar gula darah diabetes, khususnya yang berhubungan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia sendiri merupakan kondisi yang dapat dibilang cukup membahayakan bagi penderita. Apalagi jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Dengan bantuan anjing nantinya diharapkan sang majikan yang menderita diabetes dapat lebih waspada terhadap tanda-tanda yang diperlihatkan hewan piaraannya tersebut. Lalu bagaimana cara hewan tersebut melakukan deteksi terhadap gula darah si majikan?

Ternyata pelatihan yang diberikan pada anjing untuk mendeteksi kadar gula darah majikannya tersebut memanfaatkan ketajaman indera penciumannya. Paling tidak, terdapat dua organisasi kesehatan di Amerika Serikat yang telah berhasil melatih anjing untuk dapat lebih sensitif terhadap perubahan gula darah majikannya. Selain kedua organisasi tersebut, seorang diabetesi asal AS juga tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar anjing dapat membantu mendeteksi perubahan yang terjadi pada gula darah majikannya.

Awalnya ketertarikan Mark Ruefenacht, penderita diabetes pendiri yayasan Dogs for Diabetics, di Concord, California ini berawal dari pengalamannya sendiri. Saat itu, sang anjing membangunkannya pada tengah malam dan ketika itu ia sadar bahwa ia belum mengecek gula darahnya. Berdasarkan pengalamannya tersebut kemudian ia berpikir mengenai ada tidaknya kemungkinan anjing yang dimilikinya tersebut dapat mendeteksi perubahan gula darahnya. Meski demikian, ia masih belum menemukan sinyal atau isyarat apa yang nantinya akan diperlihatkan anjing ketika mengetahui gula darah majikannya sedang mengalami perubahan yang cukup drastis.

Penelitian yang dilakukan oleh Ruefenacht tersebut juga mengundang simpati dari peneliti lain yang kemudian juga melakukan penelitian yang sama.  Meski hasilnya belum cukup membuktikan kemampuan anjing dalam hal mendeteksi perubahan yang terjadi pada gula darah manusia, hewan tersebut tetap dapat diandalkan untuk mendeteksi dini tanda dan gejala hipoglikemia yang diperlihatkan sang majikan. Paling tidak hal ini dapat membantu sang majikan agar secepatnya memperoleh penanganan yang tepat. Dengan begitu, masalah kesehatan lain yang lebih buruk dapat dihindarkan darinya. Baca juga artikel menarik lainnya Di Sini.